Penggunaan Kalimat Imperatif pada Karya Sastra
Penulis
: Nuraini Ruhyat Saputri
Bahasa ataupun kalimat digunakan sebagai alat komunikasi bagi manusia. Berbicara sama dengan berkalimat. Pada artikel ini akan membahas kalimat imperatif. Sebelumnya, apa sih kalimat imperatif itu? mungkin diantara kita masih banyak yang belum mengetahui apa itu kalimat imperatif. Maka dari itu mari kita simak beberapa definisi kalimat imperatif menurut beberapa para ahli.
Kalimat Imperatif merupakan kalimat yang
bermakna menyuruh orang lain untuk melaksanakan suatu hal yang diperintahkan (Nina&Hadist:2023).
Menurut Kridalaksana (1993) “kalimat perintah merupakan kalimat yang mengandung
intonasi dengan diberi tanda seru (!). Secara umum, kalimat perintah yaitu
kalimat yang memiliki makna meminta seseorang untuk melakukan sesuatu. Secara
garis besar, kalimat imperatif terbagi menjadi dua bentuk yaitu kalimat
imperatif positif (berisikan perintah atau ajakan) dan negatif (berisikan
larangan). Kalimat imperatif memiliki beberapa
jenis diantaranya yaitu perintah, suruhan, ajakan, larangan, permohonan,
dan pembiaran.
Nah,
setelah kita mengetahui definisi kalimat imperatif, agar dapat lebih memahami
lagi kita juga perlu mengetahui contoh kalimat imperatif itu sendiri, pada
artikel ini terdapat 2 contoh kalimat imperatif yang diambil dari novel karya
Tere Liye yang berjudul “Daun yang jatuh
tak pernah membenci angin” diantaranya yaitu:
1).
“Lihatlah pengamen kecil yang kaki nya tertusuk paku payung!”
Kalimat
tersebut termasuk kalimat imperatif yang bersifat perintah, karena memiliki
makna bahwa yang memberikan perintah menginginkan perintahnya dilaksanakan,
namun yang diberi perintah tidak wajib untuk melaksanakannya, jika tidak
dilaksanakanpun tidak berakibat apa-apa. Kalimat ini juga dapat disebut sebagai
bentuk kalimat imperatif positif karena berisikan perintah untuk melakukan
sesuatu. Dalam hal ini seseorang memerintahkan orang lain untuk melihat
pengamen yang kaki nya tertusuk paku payung.
2).
“Kak Tania nggak boleh nanya-nanya!”
Kalimat
tersebut termasuk kalimat imperatif yang bersifat larangan, juga dapat disebut
kalimat imperatif negatif karena memerintahkan seseorang untuk jangan melakukan
sesuatu, hal ini ditandai dengan kata “nggak boleh” yang bermakna melarang.
Dalam hal ini seseorang memerintahkan kepada orang lain untuk tidak
bertanya-tanya.
Jadi,
kalimat imperatif merupakan kalimat yang bermakna memerintahkan orang lain
untuk melaksanakan apa yang diperintahkan. Kalimat imperatif memiliki beberapa
jenis, pada artikel ini terdapat dua contoh yaitu kalimat imperatif bersifat
perintah dan bersifat larangan. Pada contoh kalimat “Lihatlah pengamen kecil
yang kaki nya tertusuk paku payung!” termasuk kalimat imperatif bersifat perintah (bentuk kalimat imperatif
positif), dan pada contoh kalimat “Kak Tania nggak boleh nanya-nanya!” termasuk
kalimat imperatif yang bersifat larangan (bentuk kalimat imperatif negatif).
DAFTAR PUSTAKA
Nina,
& Hadist. M.K. (2023). Sintaksis
Bahasa Indonesia: konsep dasar dan struktur kalimat. Yogyakarta: Deepublish
Wulandari,
Sri. (2021). Kalimat Imperatif Dalam
Novel Selena Karya Tere Liye (kajian sintaksis: Jurnal PENEROKA. Vol.1,
No.1
Tandirenung,
Elfriensi & dkk. (2022). Kalimat
Imperatif dalam novel kata karya Rintik Sedu suatu analisis sintaksis. Vol.4,
No.1 (2022): Mataallo Masyarakat Peneliti Bahasa, Sastra, dan pembelajaran
Tere
Liye. (2010). Daun yang jatuh tak pernah
membenci angin: PT Gramedia Pustaka Utama
Komentar
Posting Komentar