Penggunaan Frasa Endosentrik Apositif pada Berita Harian Kompas

Penulis: Dea Agustin

Frasa dapat diartikan sebagai kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Keraf (1984:138) bahwa frasa adalah suatu konstruksi yang terdiri dari dua kata atau lebih. Dan Ramlan (1987:153) mendefinisikan frasa sebagai satuan tata bahasa yang terdiri dari dua kata atau lebih tidak melebihi batas fungsi unsur klausa.

Frasa endosentris pada umumnya ditemukan dalam penulisan berita, baik itu frasa endosentris koordinatif, frasa endosentris atributif, maupun frasa endosentris apositif. Namun, dari ketiga frasa endosentris, frasa endosentrik apositif yang sering kali ditemukan.

Nah, materi yang akan dibahas kali ini mengenai frasa endosentrik apositif.

Frasa endosentrik apositif merupakan frasa yang hampir serupa dengan frasa endosentrik koordinatif, unsur-unsurnya bersesuaian dan dapat saling menggantikan. Frasa endosentris apositif juga frasa yang tidak dapat dihubungkan dengan kata penghubung, namun kemungkinan ada menggunakan konjungsi dan atau atau, maka dalam frasa ini memiliki tiga unsur, yaitu digabungkan dengan kata penghubung yang, dirangkaikan oleh tanda koma (,), atau dipisahkan dengan tanda pisa (--) yang diikuti ungkapan pengesahan atau pembaruan.

Dibawah ini contoh frasa endosentrik apositif yang ada dalam berita harian Kompas.

-        Kepala Stasiun Klimatologi (BMKG), Kupang Rahmatullaj Adji, mengatakan, BMKG telah memprediksi dan mengkomunikasikan ancaman El Nino sejak awal musim hujan 2022/2023. (Kompas, “El Nino mengancam, petani NTT butuh pendampingan” edisi 6 Januari 2024).

Berdasarkan contoh diatas, Unsur inti berupa frasa Kepala Statsiun klimatologi (BMKG), Kupang Rahmatullaj Adji. Frasa Kepala Statsiun klimatologi (BMKG), Kupang Rahmatullaj Adji termasuk kedalam frasa endosentrik aposiatif karena memiliki kedudukan yang sama atau jika salah satu unsurnya dihilangkankan tetap dapat diterima sebagai fungsi kedudukan tersebut. Kata Kepala Statsiun klimatologi (BMKG) dengan Kupang Rahmatullaj Adji memiliki makna yang sama.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa frasa endosentrik terutama pada frasa endosentrik aposiatif itu pada umumnya sering kali di temukan dalam teks berita. Frasa endosentik aposiatif memiliki kedudukan yang sama walaupun jika salah satu unsurnya dihilangkan, tetap dapat diterima sebagai fungsi kedudukan tersebut.

Demikian penjelasan mengenai penggunaan frasa endosentrik aposiatif pada berita harian Kompas. Semoga bermanfaat.

 

Referensi :

Mega Fortuna, & Jamilin Tinambunan. (2021). Analisis Frasa Endosentrik pada Tajuk Rencana Surat Kabar Tribun Pekanbaru. J-LELC: Journal of Language Education, Linguistics, and Culture, 1(3), 70–76. https://doi.org/10.25299/j-lelc.2021.7505

Rahayu, S. (2019). Penggunaan Frasa Endosentrik Apositif Dalam Karangan Wacana Berita. Algazali International Journal Of Education Research, 1(2), 181–186. https://journal-uim-makassar.ac.id/index.php/AIJER/article/view/315

Ratnafuri, N. I., & Yudi Utomo, A. P. (2021). Analisis Frasa Endosentrik Pada Opini “Stop Melodrama” Surat Kabar Media Indonesia Edisi 21 September 2020. LOA: Jurnal Ketatabahasaan Dan Kesusastraan, 16(2), 168. https://doi.org/10.26499/loa.v16i2.3276

Widyaningsih, L. A. (2021). Analisis Frasa Berdasarkan Kesetaraan Distribusi Pada Tajuk Rencana Solopos “Konsolidasi Dan Pemberdayaan Organisasi Masyarakat Sipil.” SEMIOTIKA: Jurnal Ilmu Sastra Dan Linguistik, 22(1), 49. https://doi.org/10.19184/semiotika.v22i1.21847

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mengenal Frasa Endosentris dalam Kehidupan Sehari-Hari

Mengenal Apa Itu Akreditasi?

Mentari di Balik Awan